Jatuh Cinta
Aku bercakap-cakap dengan 3 dewi agung, Hera, Athena, dan
Aphrodite di sebuah taman. Aku memasuki taman itu tanpa sengaja. Siang itu aku begitu linglung, rasanya panas terik karna tahta
Helios. Aku berjalan gontai hingga menubruk sesuatu dan terjatuh. *** Tersadar, aku telah berada di pinggir danau kecil. Ku lihat
sekelilingku dan terpana, mataku terpaku pada 3 sosok yang sedang bercengkrama
anggun di tengah taman, mempesona dan ketiganya memiliki karakter berbeda. Ku perhatikan ketiganya menatap balik ke arahku dan seolah
mengajakku duduk bersama mereka. *** Semakin dekat, aku mengenali ketiga sosok itu. tiga kuasa yang
tertitis dalam jiwa setiap wanita. “aku mengenal kalian” kataku “dan salam hormat dariku”. “senyummu manis” kata seorang dari mereka. “terimakasih”. Kemudian mereka menanyaiku. Athena : “ada apa
denganmu manis ?” Aku : “mmm.. tidak, aku hanya kecapaian, mungkin Helios terlalu
bekerja keras hari ini hingga bumi terasa begitu panas” Athena : “ha..ha..ha.. aku suka jawabanmu tapi aku rasa matamu
memiliki jawaban yang berbeda dengan bibirmu” Aphrodite: “apa perlu aku yang menjawab pertanyaan Athena
untukmu?” Aku hanya terdiam dan Aphrodite melanjutkan kata-katanya. Aphrodite: “ini bukan karena ulah Helios kan, tapi karena
Apollo, aku melihat jelas itu” Aku menarik nafas panjang dan tatapanku menatap sesuatu yang
tidak ada disitu. Athena : “tersenyumlah, aku suka dengan senyummu. Aku tau betapa
nakalnya Apollo dan ia suka sembarang mencari korban kenakalannya” Aku : “tidaak.. aku tidak menyalahkan Apollo. Aku hanya ingin
bijak dalam menentukan langkah sepertimu, tapi..” Aphrodite : “aku merindukan Apollo kecil, dia begitu lucu, tapi
sekarang aku tidak menyangka atas semua kelakuannya.. oh Apollo” Athena : “ayolah sayang, tersenyumlah.. aku selalu menyukai
senyummu. Kau terlihat begitu kuat saat tersenyum” Aphrodite : “hahhh..Apollo kecil, kenapa kau mencuri senyumnya,
apa kau sadar telah merusak hari-harinya. Ah tapi bukankah kau tau saat Apollo
mencurinya darimu dia menyembunyikan pada siapa. Kenapa tidak kau berusaha
memintanya pada orang itu?” Tidak kuasa air mata jatuh pada tatapan kosongku. Hera: “sudahlah Aphrodite ! aku tidak suka melihat air mata
seorang wanita. Bawa ini, pergilah dari sini! Kau akan melihat bertapa indah
mekar ditangkai ini ketika orang dimana Apollo menyembunyikan senyummu akan
mengembalikannya padamu. Aku akan meminta Helios mengurangi teriknya untuk kau
kembali. *** Hingga pagi itu aku tidak bisa terlelap. Aku berjalan pada jalan
setapak di ladang gandum. Helios telah kembali membawa mentari namun saat itu
busurnya belum 12o hingga ku dengar ringkikan kuda di belakangku. Sebuah
kuncup muncul pada tangkai pemberian Hera waktu itu, aku terpana melihat
mekarnya kemudian. Aku menoleh ke belakang, dan aku tersenyum J.
blog comments powered by Disqus