tentang sebuah kartu perdana
Beberapa bulan yang lalu di sebuah konter pulsa. Mataku jelalatan ngliatin nomer-nomer selagi nunggu pulsa masuk dan tertuju pada satu nomer di sederet perdana suatu operator.
Aku : wiih.. nomernya bagus, berapa mas?
Mas penjual pulsa : 10ribu mbak
Aku : yaah aku gak bawa duit lebih, disimpenin dulu boleh mas, kalo jadi besok siang aku kesini lagi buat beli
Mas penjual pulsa : iya mbak (sambil menyimpan perdana tersebut)
Aku : tapi kalo sampai besok siang aku gak beli, gapapa deh jual aja ke orang lain
Mas penjual pulsa : oke
***
Perjalanan balik ke kost dari konter.
‘tapi buat apa ya nomernya. nomerku kan udah ada dua. dua aja susah ngisinya. Lagian dua-duanya cantik ini juga. Dua nomer aja gak kepake semua. Hmmm.... tapi kan aku belum punya operator yang ini’.
***
Awal april, kembali ke jogja sepulang kerja praktek. Beli pulsa di konter biasa.
Aku : wuiiih.. kok nomer yang ini masih ada aja mas? Serius sekarang dijualnya 4ribu? (telah tertera label 4000 di atas perdana tersebut)
Mas penjual pulsa : (sambil tersenyum) iya mbak..
Aku : aduh beli gak ya.. aah gak deh mas, buat apa
***
Setiap ke konter tersebut aku terus memandangi nomer itu. Tapi kemudian setelah pulsa masuk aku berlalu. Selalu begitu hingga kemarin 28 April.
Setelah pulsa simpati 10 masuk ke ponselku, aku benar-benar gregetan belum hendak beranjak dari konter itu. Dari sederet panjang perdana operator tersebut yang aku lihat beberapa bulan lalu, sekarang tinggal dua yang terpajang. ‘sudahlah’ pikirku.
Aku : mas, liat dong nomernya, aku beli aja deh.
Mas penjual pulsa : oh, iya mbak.
Aku : (setelah memegang perdana tersebut dan melihat secara seksama) buseet.. aktifkan sebelum 30 April 2012 ? sebentar lagi dong...
Mas penjual pulsa : bisa diperpanjang kok mbak
Aku : iya mas, lagian masih ada dua hari ini kok, ngaktifkan besok juga masih gapapa. Makasih ya mas (dan tidak lupa aku membayarnya).
blog comments powered by Disqus